Pertama kali kita ketemu di tahun 2014, di kampus saya kuliah. Pada waktu itu teman saya datang dengan wanita yang saya tau bukanlah mahasiswi disana. Teman saya bernama Fatrisia, dan saat kita berpapasan akhirnya Fatrisia mengenalkan kita. Ternyata namanya, Nabilla, mahasiswi kebidanan yang kampusnya tidak jauh dari kampus saya. Sejak awal bertemu saya merasa tertarik pada Nabilla, lalu meminta kontaknya pada teman saya. Bermula darisana saya memulai pendekatan. Memulai komunikasi dengan Nabilla tidak mudah, seringkali di abaikan dan memakan waktu lama untuk dibalas. Karena setelah sekian lama merasa di abaikan, saya memutuskan untuk berhenti mendekati Nabilla.
Memulai

Di akhir tahun 2018 saya bertemu lagi dengan Nabilla lewat Instagram. Saya merasa masih ingin mendekatinya lagi, lalu memutuskan untuk menyapanya. Tidak disangka ternyata di balas, dan langsung saja meminta kontaknya lagi supaya dapat lebih intens mendekatinya. Setelah mendapatkan kontaknya, saya beralih dari instagram. Walaupun responnya masih sama, tapi saya tidak pantang menyerah. Lalu saya berdoa “ Ya Allah, kalau memang Nabilla adalah jodoh saya, tolong dilancarkan segalanya. Karena saya berniat serius dengannya.”
Selamanya

Di akhir tahun 2018 ternyata masih sama. Tapi saya terus mengulang doa itu kepada Allah, sampai pada akhirnya di awal tahun 2019, Nabilla duluan yg menghubungi saya. Tidak disangka, Nabilla mengajak bertemu. Sekian lama saya mencobanya tidak pernah di respon, akhirnya Nabilla sendiri yang meminta bertemu. Langsung saya terima ajakannya. Seiring berjalannya waktu, masih di bulan yang sama. Akhirnya saya memberanikan diri untuk bilang ingin serius pada Nabilla, mengajak menikah bukan pacaran. NABILLA MAU! Posisi saya waktu itu belum menyelesaikan skripsi, tapi Nabilla mau sabar menemani hingga saat ini saya punya pekerjaan tetap.
Dan akhirnya pada tanggal 07 November 2021, kita akan menjadi suami dan Istri. Terima Kasih untuk selama ini, I love you, Nabilla.