Pertemuan pertama di salah satu sudut gedung Fakultas Kampus tempat kami sama-sama menimba ilmu ternyata menjadi awal cerita hubungan ini. Tak hanya belajar mengisi otak, selama di bangku kuliah kami juga belajar saling mengisi hati.

7 tahun bersama adalah sebuah pilihan, banyak cerita sepanjang itu. Prinsip Aina yang selalu bilang “Yaudah gimana nanti” ternyata menjadi sebuah mantra sakti sampai saat ini. Pertengkaran yang bisa dihitung jari sampai detik ini, bahkan jadi lelucon kami dengan sesekali sengaja melontarkan kalimat “kita berantem yuk”. Tapi kita berdua memang tak pandai bertengkar, hingga pada akhirnya kita tak pernah mau berlama-lama dalam kondisi ini.

Sampai di titik ini bukan hal yang mudah tapi juga bukan hal yang sulit. Semua akan kembali kepada siapa yang kuat bertahan, dan ternyata kita sama-sama mau untuk itu. Hubungan ada pilihan, hari ini bahagia atau kecewa itu pasti. Tapi kami memilih untuk bahagia bersama.